Saturday 16 June 2012

Abdul Malik si manusia gorong-gorong



Seorang pekerja harian Dinas Pekerjaan Umum DKI bernama Abdul Malik (26) ternyata sudah tinggal sekitar satu tahun di gorong-gorong bekas saluran air yang tak jauh dari kawasan Rasuna Epicentrum, Kuningan Jakarta Selatan.

Kisah Abdul Malik yang tinggal di gorong-gorong ini sudah lebih dulu menyita perhatian di dunia maya lewat beberapa blogger yang mengunggah foto-fotonya, maupun memasukkan foto-fotonya ke forum-forum di internet. Saat ditemui wartawan, Abdul menuturkan sehari-harinya ia memang bekerja untuk Dinas Pekerjaan Umum DKI untuk membersihkan kali dan pinggirannya dari sampah yang dapat membuat kali mengalami pendangkalan.

"Upah seharinya Rp 40 ribu, dibayar tiap dua minggu sekali. Kalau dibilang cukup, ya nggak cukup untuk hidup di Jakarta. Istri dan anak saya yang usia empat bulan, tinggal di rumah mertua di Bogor. Saya tinggal di sini saja," ujar Abdul, Jumat (15/6/2012).

Abdul menceritakan, pada awalnya ia ditegur oleh petugas keamanan di sekitar gorong-gorong. Namun karena ia bekerja di tempat tersebut, akhirnya diizinkan untuk tinggal di gorong-gorong itu.

"Sebelumnya saya tinggal di kolong jembatan atau di mana saja yang bisa berteduh. Saya juga tidak punya KTP DKI," kata pria asal Pasuruan itu.

Menurutnya walaupun sudah hampir enam tahun tinggal di Jakarta, Abdul tak memiliki KPT DKI karena pembuatan KTP DKI yang mahal. Dikatakannya, untuk 'nembak' KTP DKI butuh merogoh kocek sekitar Rp 300-500 ribu. "Kalau buat yang resmi, sulit juga karena tempat tinggal saya tak ada alamat jelas. Tidak ada yang ditumpangi juga. Untuk buat surat pindah, harus pulang dulu dan itu butuh ongkos," paparnya.

Abdul pun mengakui kalau penghasilan yang didapatnya dari membersihkan sungai, tak cukup untuknya. Untuk mencari penghasilan tambahan, ia mencari dan mengumpulkan plastik botol minuman. Setiap tiga hari sekali, kata Abdul, ia timbang hasil pungutannya tersebut untuk dijual. "Bisa dapat Rp 30-40 ribu. Lumayan untuk makan," imbuhnya.

Minggu lalu, Abdul mengaku sempat sakit berak darah. Ia harus menanggung sakit sendirian dan tidak bisa berbuat apa-apa. "Karena sudah tak sanggup kerja, saya pulang ke rumah mertua di Bogor. Di sana sempat ke puskesmas, katanya sih cuma panas dalam biasa. Sebenarnya sayang kalau meninggalkan pekerjaan, karena tidak dapat uang," katanya.

Abdul menambahkan, kini ia hanya berharap kepedulian dari pemerintah atau pihak-pihak terkait. Menurutnya ia ingin jika sakit ada tunjangan dan ada jaminan kesehatan. "Saya juga mengharapkan tempat yang lebih layak. Kalau ada semacam mess, mungkin saya nggak tinggal disini," ujarnya.


Miris ya gan, sedih liatnya...tuk itu mari kita bersyukur atas apa yg telah kita miliki selama ini dan mari kita doakan sodara Abdul Malik ini supaya mendapat berkah yang melimpah dari Allah supaya dia bisa mendapatkan tempat yang lebih layak untuk hidupnya kelak..amin.





0 comments:

Post a Comment